PENALARAN
Manusia
pada umumnya belum menggunakan keseluruhan kapasitas otak yang dimilikinya.
Manusia baru menggunakan sebagian kapasitas otaknya. Sebagai bukti bahwa
potensi otak manusia belum digunakan sepenuhnya terlihat pada beberapa
kejadian, pada seseorang yang terdesak sering muncul pemikiran-pemikiran yang
jenius. Banyak orang yang baru menyelesaikan tugasnya pada saat mendekati
tenggat waktu. Hal ini terjadi karena pada kasus tersebut maka orang itu akan
menggunakan kapasitas otaknya lebih besar lagi sehingga permasalahan yang
tadinya buntu bisa diselesaikan juga. Bernalar dan berpikir kreatif merupakan
sebagian cara untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki otak manusia.
Pengertian
penalaran menurut para ahli
Bakry
(1986:1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang
paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu
kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah
diketahui.
Suriasumantri
(2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas
berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
Keraf
(1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan
menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu
kesimpulan yang telah ditetapkan.
Fakta dan proposisi
Dari
beberapa pengertian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa penalaran adalah
suatu proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta dan bukti-bukti
untuk menarik kesimpulan. Sehingga dapat diketahui bahwa unsur dasar penalaran
adalah fakta. Suatu pemikiran bisa disebut ilmiah apabila terdapat fakta di
dalamnya.
Fakta
sebagai unsur dasar penalaran memiliki jumlah yang tidak terbatas. Karena itu,
untuk memudahkan pemahaman perlu dibuat klasifikasi fakta. Dalam membuat
klasifikasi fakta diperlukan pengetahuan mengenai fakta yang berhubungan karena
klasifikasi berarti mengelompokkan fakta-fakta ke dalam suatu hubungan yang
logis berdasarkan suatu sistem.
Selain
fakta, proposisi juga merupakan unsur yang penting dalam penalaran. Proposisi
adalah ungkapan yang dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan
benar-tidaknya. Dengan kata lain proposisi adalah pernyataan yang dapat
dibuktikan kebenarannya atau ditolak karena kesalahannya. Contohnya sebagai
berikut:
1. Bola itu bentuknya bulat.
2. Ibu kota Jawa Tengah adalah Bandung
Kalimat
pertama merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya. Sedangkan,
kalimat kedua merupakan pernyataan yang dapat ditolak karena kesalahannya.
Proses Penalaran
Proses
penalaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses penalaran induktif
dan proses penalaran deduktif. Penalaran ilmiah merupakan perpaduan kedua
proses itu.
Proposisi
Proposisi adalah
ekspresi herbal dari putusan yang berisi pengakuan atau pengingkaran sesuatu
(predikat) terhadap sesuatu yang lain (subyek) yang dapat dinilai salah atau
benar.
Berikut inilah
Pengertian dan Contoh Proposisi
Proposisi majemuk --
pernyataan yang terdiri atas dua bagian yang dapat dinilai benar atau salah.
Proposisi majemuk
dibedakan menjadi tiga :
1. Proposisi hipotesis;
2. Proposisi disjungtif;
3. Proposisi konjungtif.
Dalam logika, nilai
benar disimbolkan dengan angka 1, nilai salah disimbolkan dengan angka 0.Nilai
logis dari suatu pernyataan tunggal misalnya p memiliki nilai logika 1 dan 0.
Jika ada dua pernyataan tunggal, nilai logisnya ada 2 x 2 = 4. Misalnya: pq
nilai logisnya: 1 1, 1 0, 0 1, 0 0. Jadi nilai logis dihitung 2”, dimana n
berarti pernyataan tunggal. Kalau ada penyataan 3 tunggal, berarti nilai
logisnya 2 x 2 x 2 = 8.
1.
Proposisi Hipotesis
Pernyataan yang terdiri
atas dua bagian, saling ketergantungan: satu sebagi anteseden (premis) satu
sebagai konsekuen (kesimpulan)
Proposisi hipotesis ada
2 (tiga):
A. Proposisi Hipotesis kondisional (implikasi);
B. Proposisi Hipotesis Bikondisional (ekuivalen
atau biimplikasi).
A.
Proposisi Hipotesis Kondisional
Ditandai dengan “ jika… maka …” atau “jika p maka q
dan q belum tentu p”. Proposisi hipotesis kondisional bernilai salah jika nilai
anteseden benar dan konsekuen salah.
B. Proposisi Hipotesis Bikondisionala.
Ditandai
dengan “jika dan hanya jika…maka…” atau “jika p maka q dan jika q maka p”.
Proposisi ini bernilai benar jika nilai kedua komponennya bernilai sama, yakni
benar-benar atau salah-salah.
2. Proposisi Disjungtif
Ditandai dengan “atau”
Proposisi disjungtif
dibagi menjadi 3 macam :
1. Disjungsi eksklusif;
2. Disjungsi inklusif;
3. Disjungsi
alternatif.
A. Disjungsi Eksklusif
i. Ditandai dengan “ atau “
ii.
Dua bagian merupakan pilihan, tidak dapat menyatu dan ada kemungkinan ketiga;
iii.Proposisi
ini bernilai benar kalau salah satu komponennya bernilai salah.
B. Disjungsi
Inklusif
1. Ditandai dengan “dan atau” salah satu atau
keduanya dapat benar.
2. Disjungsi inklusif bernilai benar jika salah
satu komponennya bernilai benar.
C. Disjungsi Alternatif
1.
Ditandai dengan “atau” tetapi dua bagian itu tidak dapat menyatu dan tidak ada
kemungkinan ketiga;
2.
Bernilai benar jika nilai kedua komponennya bernilai berbeda, yaitu
benar-salah, atau salah-benar.
3. Proposisi Konjungtif
1. Proposisi majemuk
yang menegaskan dua predikat dihubungkan dengan subjek yang sama.
2. Ditandai dengan “…
dan …”
3. Bernilai benar jika
nilai kedua komponennya bernilai benar.
Inferensi
dan implikasi serta wujud efidensi
Wujud Evidensi merupakan semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi,
atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam
kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai
pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk
data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan
keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.
Inferensi merupakan suatu proses
untuk menghasilkan informasi dari fakta yang
diketahui. Inferensi adalah konklusi logis
atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem
pakar, proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut
inference engine. Ketika representasi pengetahaun pada bagian knowledge
base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang
cukup akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap
digunakan.
Induksi adalah suatu proses berpikir
yang bertolak dari satu arah atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan
suatu kesimpulan (inferensi). Proses penalaran yang induktif dapat dibedakan
atas bermacam-macam variasi yang akan dijelaskan lebih lanjut yaitu berupa
generalisasi, hipotesis dan teori, analogi induktif, kausal, dan sebagainya.
Implikasi adalah suatu cara dimana
kita menetapkan suatu masalah secara argumentatif dan menyelesaikannya secara
ilmiah.
Cara menguji
data :
Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran
harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui
cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di
gunakan sebagai evidensi. Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan
untuk pengujian tersebut.
a.Observasi
b.Kesaksian
c.Autoritas
Cara menguji
fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita
peroleh itu merupakan fakta,maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut
baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa
semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus
mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat
digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
a.Konsistensi
b.Koherensi
Cara menguji otoritas
Untuk
menetapkan apakah informasi yang didapatkan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
informan.oleh karena itu perlu diadakn pengujian otoritas untuk menentukan
informasi yang dibutuhkan.