Menurut
Wikipedia Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah
yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya menurut Sutrisno
Hadi Hipotesis adalah tentang pemecahan masalah. Sering kali peneliti tidak
dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu
akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui penelitian yang dilakukan.
KEGUNAAN
HIPOTESIS
Hipotesis
merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian
kuantitatif.Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di
antaranya:
1.
Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat
dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan
diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui
teori mengenai konflik.
2.
Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau
di falsifikasi.
3.
Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena
membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun
dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai
dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Menurut Wikipedia, Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:
1. Untuk menguji teori,
2. Mendorong munculnya teori,
3. Menerangkan fenomena sosial,
4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.
MACAM-MACAM
HIPOTESIS
Menurut
bentuknya, Hipotesis dibagi menjadi tiga
1.
Hipotesis penelitian / kerja: Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar
peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji.
Dalam
Hipotesis ini peneliti mengaggap benar Hipotesisnya yang kemudian akan
dibuktikan secara empiris melalui pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data
yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
Misalnya:
Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress
2.
Hipotesis operasional: Hipotesis operasional merupakan Hipotesis yang bersifat
obyektif.
Artinya
peneliti merumuskan Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya,
tetapi juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa Hipotesis penelitian yang dibuat
belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu
peneliti memerlukan Hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau
secara teknis disebut Hipotesis nol (H0).
H0
digunakan untuk memberikan keseimbangan pada Hipotesis penelitian karena
peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya Hipotesis
penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan
penelitian.
Contoh:
H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.
3.
Hipotesis statistik: Hipotesis statistik merupakan jenis Hipotesis yang
dirumuskan dalam bentuk notasi statistik.
Hipotesis
ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk
angka-angka (kuantitatif).
Misalnya:
H0: r = 0; atau H0: p = 0
TAHAP-TAHAP
HIPOTESIS
1.Penentuan
Masalah.
Dasar
penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena
sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan
berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui.[3]
Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang
tepat.[3] Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat
bentuk perumusan masalah.
2.Hipotesis
Pendahuluan atau Hipotesis Preliminer (preliminary hypothesis).
Dugaan
atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini
digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, pengamatan
tidak akan terarah.Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan
untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang
dihadapi.
Karena
tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer
dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah
hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian
sebenarnya dilaksanakan.[
3.Pengumpulan
Fakta.
Dalam
penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya
dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya
didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
4.Formulasi
Hipotesa.
Pembentukan
hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata
apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di
antara sejumlah fakta.
5.Pengujian
Hipotesa
Artinya,
mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati dalam istilah ilmiah hal
ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan
fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha
menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa.
Bilamana
usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang
dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi
atau koroborasi dapat disebut teori.
6.Aplikasi/Penerapan.
Apabila
hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah
disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian
harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
CIRI-CRI
HIPOTESIS YANG BAIK
*
Dinyatakan dalam Kalimat yang Tegas
* Dapat
diuji secara ilmiah.
* Dasar dalam
merumuskan hipotesis kuat
SUMBER:
http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis
http://sananiria.blogspot.com/2013/01/hipotesis-pengertian-fungsi-tahap.html
http://lirikansibuta.blogspot.com/2010/04/pengertian-hipotesis.html